Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan pada pergelangan tangan yang terjadi akibat tertekannya saraf median di dalam terowongan karpal. Kondisi ini sering ditandai dengan gejala seperti kesemutan, mati rasa, rasa nyeri, hingga kelemahan pada jari dan telapak tangan. Carpal Tunnel Syndrome umumnya dialami oleh orang yang melakukan gerakan berulang dengan tangan dan pergelangan, seperti mengetik, menggunakan mouse, atau aktivitas manual lainnya. Penanganan Carpal Tunnel Syndrome bisa dilakukan dengan istirahat, penggunaan wrist support, fisioterapi, hingga tindakan medis jika gejalanya sudah parah.
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) mungkin terdengar seperti masalah kesehatan yang hanya menyerang kalangan tertentu seperti mereka yang sudah lanjut usia, atau mereka yang bekerja menggunakan tangan secara intens seperti atlet atau pekerja pabrik. Namun faktanya, CTS bisa terjadi pada siapa saja. Ya, bahkan Anda yang masih muda dan aktif duduk di depan komputer setiap hari berpotensi untuk mengalami Carpal Tunnel Syndrome.
CTS sendiri merupakan kondisi ketika saraf median yang melewati lorong sempit di pergelangan tangan (carpal tunnel) mengalami tekanan. Akibatnya, muncul gejala seperti kesemutan, rasa nyeri, mati rasa, hingga melemahnya kekuatan genggaman tangan.
Melalui artikel ini, Anda akan memahami siapa saja yang lebih rentan mengalami CTS, apa bedanya dengan gangguan lain, dan bagaimana cara melindungi diri sejak dini.
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami CTS?
Anda mungkin tidak menyangka, akan tetapi ada beberapa kelompok yang secara alami punya risiko lebih tinggi terkena CTS. Bukan hanya karena pekerjaan, tetapi juga faktor biologis dan gaya hidup. Berikut kelompok yang perlu lebih mewaspadai akan potensi terjadinya CTS:
1. Pekerja Kantoran dan Pengguna Komputer
Apabila Anda termasuk orang yang setiap hari berkutat dengan keyboard, mouse, atau layar sentuh, maka risiko terjadinya CTS cukup besar. Gerakan berulang dalam jangka panjang dapat memberi tekanan konstan pada pergelangan tangan.
Posisi tangan yang tidak ergonomis, duduk terlalu lama tanpa jeda, serta kebiasaan multitasking di depan layar adalah kombinasi yang rentan menyebabkan iritasi pada saraf median. Profesi seperti editor, penulis, akuntan, bahkan gamer, semua masuk ke dalam kategori rentan.
2. Ibu Hamil dan Penderita Diabetes
CTS cukup sering dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester kedua dan ketiga. Perubahan hormonal selama kehamilan menyebabkan retensi cairan yang bisa menekan carpal tunnel. Gejala umumnya berupa mati rasa dan nyeri ringan yang kadang muncul saat tidur.
Sementara itu, penderita diabetes juga memiliki risiko tambahan. Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan kerusakan saraf (neuropati), yang membuat CTS jadi lebih mudah muncul atau makin parah.
3. Faktor Genetik dan Bentuk Anatomi Pergelangan
Beberapa orang memiliki bentuk carpal tunnel yang secara alami lebih sempit. Kondisi ini bisa menurun dalam keluarga dan membuat pengidapnya lebih mudah terkena tekanan saraf, bahkan dengan aktivitas ringan. Kalau Anda punya anggota keluarga yang pernah mengalami CTS, sebaiknya mulai waspada lebih awal.
Kapankah Anda Harus ke Dokter?
Gejala CTS bisa datang perlahan, dan sering diabaikan karena terlihat sepele. Tetapi jangan tunggu sampai mengganggu keseharian. Berikut beberapa kondisi yang sebaiknya segera Anda periksakan:
1. Gejala yang Tak Kunjung Membaik
Mati rasa atau kesemutan setelah aktivitas berat mungkin wajar. Akan tetapi kalau berlangsung berhari-hari, atau makin terasa parah saat malam, ini tanda Anda butuh penanganan profesional.
2. Aktivitas Harian Mulai Terganggu
Menulis, membuka botol, mengangkat barang kecil, kalau hal-hal sederhana seperti ini mulai terasa menyakitkan atau sulit dilakukan, bisa jadi CTS sudah berkembang lebih lanjut.
Apa Perbedaan CTS dengan Gangguan Saraf Lain
Gejala CTS kadang bisa mirip dengan kondisi saraf lain, dan membedakannya penting agar tidak salah penanganan:
- Cedera saraf di leher (radikulopati servikal) sering menyebabkan nyeri menjalar dari leher ke lengan, mirip CTS. Namun CTS biasanya hanya terbatas di tangan dan jari-jari, terutama ibu jari hingga jari tengah.
- Radang sendi (arthritis) bisa menyebabkan nyeri di pergelangan, tapi tidak menyebabkan mati rasa seperti CTS. CTS punya ciri khas tersendiri: sensasi seperti kesemutan atau tersetrum, terutama saat malam hari.
Lindungi Pergelangan Tangan Anda dengan Disk Dr. Easy Fix
Kalau Anda mulai merasakan gejala awal CTS, atau ingin mencegahnya sebelum terlambat, gunakan pelindung pergelangan yang dirancang khusus seperti Disk Dr. Easy Fix. Produk ini bukan seperti wrist support pada umumnya karena terdapat teknologi injeksi udara di dalamnya memungkinkan Anda menyesuaikan tingkat tekanan sesuai kebutuhan. Kompresi yang pas dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf median dan meredakan gejala lebih cepat.
Materialnya terbuat dari TPU dan ABS berkualitas tinggi yang ringan dan tahan lama. Bagian dalamnya dilapisi dengan mesh honeycomb yang breathable dan nyaman di kulit, sehingga tidak membuat gerah meskipun digunakan dalam waktu lama. Bentuknya ergonomis, minim jahitan, dan bisa dipakai saat kerja, tidur, atau bahkan berolahraga ringan.
Tidak perlu khawatir soal efek samping, karena Disk Dr. Easy Fix aman digunakan untuk jangka panjang dan tidak menimbulkan ketergantungan.
Kesimpulan
Carpal Tunnel Syndrome bukan hanya dapat menyerang mereka yang sudah tua atau bekerja kasar. Faktanya, siapa saja bisa terkena CTS, mulai dari pekerja kantoran, ibu hamil, hingga Anda yang sering bermain gadget.
Mengenali gejala sejak awal dan mengetahui siapa yang berisiko bisa membantu Anda mencegah komplikasi lebih lanjut. Dengan Disk Dr. Easy Fix, Anda bisa tetap aktif tanpa perlu khawatir nyeri pergelangan tangan akan mengganggu.
Mulailah dari perlindungan kecil hari ini, agar tangan Anda tetap sehat untuk segala aktivitas pada masa depan.